Merasa tak nyaman melihat bulu-bulu
tipis di atas bibir seperti kumis saat bercermin? Beberapa wanita memang
mengalami kondisi ini. Yang mengherankan, meski sudah bolak-balik
waxing ke salon untuk menghilangkan bulu-bulu mengganggu di atas bibir
ini, tapi terus saja tumbuh.
Tapi,
jangan hanya mencari jawabannya di salon, cobalah cek ke dokter.
Setelah menjalani tes darah, mungkin Anda bisa mendapat jawaban lebih
jelas
Sebenarnya
apa penyebabnya? Beberapa faktor, misalnya kelainan genetik pada
kelenjar adrenal, atau adanya tumor di indung telur atau kelenjar
adrenal. Selain itu, penggunaan obat-obatan yang mengandung steroid,
atau punya kebiasaan berolahraga berlebihan, juga dapat menyebabkan
peningkatan kadar hormon androgen. Kondisi akibat hormon ’bikin ulah’
ini biasa disebut hiperandrogen.
Jika
penyebabnya adalah faktor genetik, tentunya tanda-tandanya bisa
dikenali sejak remaja, dimulai pada masa puber. Pada masa inilah hormon
mulai bekerja. Tapi, bukan berarti wanita yang mengalami kondisi di
bawah ini, langsung didiagnosis hiperandrogen. Dan, kalaupun mengalami,
tiap wanita juga dapat mengalami kondisi yang berbeda satu sama lain.
Misalnya, ada yang tumbuh kumis, berbulu banyak, atau ada juga yang
berbadan kekar.
Kondisi
ini tidak membahayakan kesehatan tubuh. Hanya, seringkali wanita merasa
tidak nyaman dengan keadaan ini, sehingga mencari cara untuk
menanganinya.
Ada
mitos, wanita yang memiliki banyak bulu, berarti punya libido tinggi.
Apakah ada kaitannya dengan kondisi ini? Bila sudah didiagnosis wanita
androgenik, karena kelebihan androden, dalam hal ini testoteron, Anda
memang bisa memiliki libido lebih tinggi ketimbang wanita yang tingkat
androgennya normal.
Ada
mitos, wanita yang memiliki banyak bulu, berarti punya libido tinggi.
Apakah ada kaitannya dengan kondisi ini? Bila sudah didiagnosis wanita
androgenik, karena kelebihan androden, dalam hal ini testoteron, Anda
memang bisa memiliki libido lebih tinggi ketimbang wanita yang tingkat
androgennya normal.
Yang
jadi masalah, dengan meningkatnya hormon androgen tersebut, otomatis
produksi estrogen dalam tubuh wanita pun berkurang. Otomatis akan
berpengaruh pada siklus haidnya, termasuk proses ovulasi yang terganggu.
Padahal, ovulasi merupakan faktor vital dalam proses kehamilan. Ketika
ovulasi tidak terjadi, tidak ada sel telur yang bisa dibuahi sperma.
Akibatnya, proses kehamilan pun sulit terjadi
Perlu
diketahui, gangguan hormon androgen ini tidak bisa disembuhkan, tapi
bisa dikontrol dengan menggunakan obat-obatan atau suplemen hormon
tertentu. Memulihkan tubuh yang terganggu oleh ketidakstabilan hormon
tentu membutuhkan waktu yang berbeda-beda pada setiap orang, sesuai
dengan derajat keparahannya.
Jika
Anda rutin mengonsumsi obat-obatan yang mengandung steroid, sebaiknya
dihentikan. Selain itu, bagi atlet atau Anda yang maniak olahraga yang
ingin punya momongan, sebaiknya cuti berolahraga dulu. Sebab, olahraga
memicu produksi androgen berlebihan. [forum Vivanews]